Kamis, 09 Desember 2010

Pertumbuhan Ekonomi

MAZHAB HISTORISMUS
Pola pendekatan pembangunan ekonomi yg berpangkal pada perspektif sejarah. Bersifat induktif empiris. Fenomena ekonomi : Perkembangan Menyeluruh & tahap tertentu dalam sejarah. Dimulai di Jerman abad XIX s/d awal abad XX.
2. FRIEDRICH LIST (Th.1840)
Pelopor Historismus : Eksponen Nasionalisme Ekonomi Bahwa Tahap Perkembangan Ekonomi yaitu dengan ‘cara produksi’ :

1. Tahap Primitip
2. Tahap Beternak
3. Tahap Pertanian
4. Industri Pengolahan (Manufacturing)
5. Pertanian, Industri Pengolahan & Perdagangan

3. BRUNO HILDEBRAND (Th. 1848)
Terjadi Evolusi dalam masyarakat Kritik terhadap List : Bahwa Pembangunan Ekonomi bukan dilihat dari cara produksi / cara konsumsi. Tetapi ‘cara distribusi’, yaitu :
1. Perekonomian Barter (Natura)
2. Perekonomian Uang
3. Perekonomian Kredit

Kelemahan Teori Bruno :
1. Tidak jelas proses perkembangan dari tahap tertentu ke tahap berikutnya
2. Tidak memberi sumbangan yang berarti terhadap peralatan analitis di bidang ilmu ekonomi.
4. KARL BUCHER
Sintesa Pendapat List dan Bruno Perkembangan Ekonomi Ada 3 tahap :

1. Produksi untuk kebutuhan Sendiri (subsistence)
2. Perekonomian Kota dimana pertukaran sudah meluas
3. Perekonomian Nasional dimana peran pedagang menjadi semakin penting
4. WALT WHITMAN ROSTOW (WW. ROSTOW)

Sangat popular dan paling banyak komentar dari ahli Artikel : Economics Journal (Maret 1956) dimuat dlm Buku The Stages of Economics Growth (1960).
Menurut WW Rostow, Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan :
1. Perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang pada mulanya berorientasi kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu kesadaran untuk membina keluarga kecil
3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat dari melakukan investasi yang tidak produktif menjadi investasi yang produktif
4. Perubahan sikap hidup dari adat istiadat yg kurang merangsang pembangunan ekonomi misalnya kurang menghargai waktu kerja dan orang lain.
WW Rostow membedakan pembangunan ekonomi ke dalam 5 tahap :
Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society)
• Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif
• Tingkat produktifitas masy. rendah : utk sector pertanian
• Struktur social hirarkis : mobilitas vertical masy. kecil ; kedudukan masy tidak berbeda dengan nenek moyang.
• Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan tanah.
Tahap Prasyarat Tinggal Landas (The Preconditions for Take-Off)
Masa transisi masy. mempersiapkan untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self sustained growth). Tahap ini memiliki 2 corak berbeda :
• Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika : perombakan thd masy. tradisional yg sudah ada untuk mencapai tahap tsb.
• Tahap Prasyarat Tinggal landas yg dialami negara born free (daerah imigran) (Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru) : tanpa harus merubah sistim masy. tradisional yg sudah ada.
Tahap Tinggal Landas (The Take-Off)
Pertumbuhan ekonomi selalu terjadi, Kemajuan pesat dalam inovasi atau terbukanya pasar-pasar baru.
3 ciri utama negara yg mencapai Tahap Tinggal Landas :
1. Kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari PNB (Nett National Product).
2. Berkembangnya satu atau beberapa sector industri pemimpin(leading sector) dgn tingkat pertumbuhan tinggi
3. Tercapainya suatu kerangka dasar politik, social dan kelembagaan yg bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yg menyebabkan pertumbuhan ekonomi
faktor untuk menciptakan leading sector :
• Harus ada kemugkinan perluasan pasar bagi barang-barang yg diproduksi yg mempunyai kemungkinan untuk berkembang dgn cepat
• Dalam sector tersebut harus dikembangkan teknik produksi yg modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas
• Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sector pemimpin
• Pembangunan dan transformasi teknologi sector pemimpin harus bisa diciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sector-sektor lain

Tahap Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity)
Kondisi masy. sudah secara efektif mengg. Teknologi modern di hampir semua kegiatan produksi dan kekayaan alam. Sektor pemimpin baru akan bermunculan menggantikan sector pemimpin yang mengalami kemunduran.
Karakteristik non ekonomi tahap menuju kedewasaan :
1. Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah Kepandaian dan keahlian pekerja bertambah tinggi. Sektor indusri bertambah penting peranannya Sektor pertanian menurun peranannya.
2. Sifat kepemimpinan dalam perush. mengalami perubahan. Peranan manajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan pengusaha pemilik.
3. Masy. bosan dgn keajaiban yg diciptakan industrialisasi shg timbul kritik-kritik.

Negara yg mencapai tahap ini (WW Rostow) : Inggris (1850), USA (1900), Jerman dan Perancis (1910), Swedia (1930) Jepang (1940) Rusia dan Kanada (1950).
Tahap Konsumsi Tinggi (The Age of High Mass Consumption)
Perhatian masy. menekankan pd masalah konsumsi dan kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi.
3 macam tujuan masy. yg ingin dicapai pada tahap ini :
1. Memperbesar kekuasaan dan pengaruh ke luar negeri dan kecenderungan berakibat penjajahan thd bangsa lain
2. Menciptakan negara kesejahteraan (welfare state) (Negara Persemakmuran = Comment Wealth) dgn cara mengusahakan terciptanya pembagian pendapatan yg telah merata melalui sistim pajak progresif (semakin banyak semakin besa)
3. Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) menjadi konsumsi thd barang tahan lama dan barang-barang mewah.
Negara pertama mencapai tahap Kedewasaan :
USA (th. 1920),
Inggris (th. 1930),
Jepang (th. 1950)
Eropa Barat (th. 1950)
Rusia (Pasca Stalin)
TEORI SCHUMPETER

-SISTIM KAPITALISME SISTIM YANG PALING BAIK MENCIPTAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI
-NAMUN DALAM JANKA ANJANG SISTIM KAPITALISME AKAN MENGALAMI STAGNASI.

FAKTOR UTAMA PENYEBAB PERKEMBANGAN EKONOMI
Proses inovasi oleh Inovator atau Wiraswasta (ENTREPREUNER).

INOVASI MEMPUNYAI 3 PENGARUH :
1.Diperkenalkan teknologi baru
2.Keuntungan lebih (monopolistis), sumber dana akumulasi modal.
3.Timbul proses peniruan (imitasi); meniru teknologi.
FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG INOVASI
Ada 5 kegiatan dalam inovasi (Schumpeter) :
1.Diperkenalkan produk baru yg sebelumnya tidak ada.
2.Diperkenalkannya cara produksi baru
3.Pembukaan daerah pasar baru
4.Penemuan sumber bahan mentah baru
5.Perubahan organisasi industri
EFISIENSI INDUSTRI
SYARAT-SYARAT TERJADINYA INOVASI :
-Ada calon pelaku inovasi (inovator dan wiraswasta) dlm masyarakat
-Ada lingkungan sosial, politik & teknologi untuk merangsang semangat inovasi & pelaksanaan ide-ide untuk berinovasi.

Ada 2 faktor penunjang lain, yaitu :
1.Tersedia cadangan ide-ide baru secara memadai
2.Ada sistim perkreditan Õ menyediakan dana entrepreneur untuk merealisir ide tersebut menjadi kenyataan.

TEORI KETERGANTUNGAN
•Tergabungnya secara paksa (FORCED INCORPORATED) daerah-daerah pinggiran ke dalam ekonomi kapitalisme dunia ; penyebab keterbelakangan (UNDERDEVELOPED) NYSB.
•IMPLIKASI Tanpa kolonialisme dan integrasi ke sistim kapitalisme dunia, NYSB mampu mencapai tingkat kesejahteraan tinggi dan dapat mengembangkan pengolahan (MANUFACTURING) mereka atas usaha dan kekuatan sendiri.
•Mengabaikan faktor-faktor intern ; struktur sosial budaya & pola perilaku masyarakat prakolonial.
•Terlalu melebihkan EFISIENSI ADMINISTRATIF untuk menekankan kemungkinan yang sebenarnya terbuka bagi negara-negara untuk mengalami suatu transisi KAPITALISME BORJUIS.

Evolusi & Revolusi Teori Manajemen

A. Evolusi & Revolusi Teori Manajemen
Teori tentang Manajemen dan banyak teori - teori lain berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan terikat oleh kondisi interaksi masyarakat pada waktu tertentu pula.
Perkembangan teori manajamen secara umum dapat dikatakan sebagai sebuah Evolusi, karena perkembangannya berlangsung secara turun temurun, dan berlangsung selama ribuan tahun, baik itu dari kehidupan jaman prasejarah hingga kehidupan modern saat ini.
Sebagai contoh :
 Proses berburu manusia jaman purba yang terorganisir dimana setiap anggota memiliki tugas untuk menyerang mangsanya dari posisi masing – masing, dan proses ini dipimpin oleh seseorang kepala suku, untuk mencapai tujuannya yaitu daging buruannya.

 Adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

 Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap -tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Namun perkembangan Teori Manajemen dapat juga dikatakan sebuah Revolusi karena berlangsung secara ‘cepat’ dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya revolusi industri di Inggris yang terjadi pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19 yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.
Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun.
Tokoh – tokoh yang berperan penting ketika itu antara lain Robert Owen, Charles Babbage, Frederick Winslow Taylor, Frank Bunker Gilberth dan Lilian Gilberth, Henry Laurance Gantt, Harrington Emerson, Henry Fayol, James D. mooney,dst.
Mempelajari sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung pada masa lalu, bagaimana kemudian manajemen tersebut berkembang, prisip- prinsip apa yang dikembangkan pada masa lalu dan bagaimana manajemen tersebut berlangsung dewasa ini. Akhirnya kita harus pula mempelajari dan mengantisipasi perkembangan dimasa mendatang yang tentu saja juga akan menentukan arah pertumbuhan manajemen itu sendiri. Dengan mengetahui arah perkembangan manajemen tersebutmaka kita juga akan dapat mempersiapkan dirikita untuk membekali diri kita masing – masing dengan keterampilan – keterampilan manajerial yang diperlukan di masa mendatang.
Untuk memperjelas gambaran yang diuraikan tgadi, gambar 2.1 berikut ini menunjukan sejarah perkembangan manajemen dari zaman dahulu samapai dengan perkembangan sekarang ini.









Gambar 2.1 Sejarah Perkembangan Manajemen


B. Teori Manajemen Ilmiah
Teori manajemen ilmiah
Gerakan manajemen ilmiah sebenarnya telah dimulai sekitar akhir abad lalu, dimana para insinyur Amerika Serikat dan Eropa mencari dan mengembangkan cara – cara baru untuk mengelola suatu perusahaan. Beberapa variable yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah adalah sebagai berikut :
a. Pentingnya peranan manajer dalam menggerakkan dan meningkatkan produktivitas perusahann.
b. Pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja dengan persyaratan – persyaratannya.
c. Tanggung jawab kesejahteraan pegawai/ karyawan.
d. Kondisi yang cukup untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Peran manajer (pimpinan) dalam menentukan pilihan kebijaksanaaan perusahaan adalah sangat penting. Selain itu, manajer harus dianggap sebagai reformis dalam memperbaharui persyaratan – persyaratan kerja, kondisi kerja, hari standar kerja, tanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan lain – lain. Dari perbaikan/pembaharuan dalam manajemen, aspek – aspek manajemen ilmiah mempunyai tujuan agar tingkat produktivitas perusahaan, efisien dan efektivitas perusahaan dapat ditingkatkan. Selain itu dalam manajemen ilmiah juga memperhatikan prinsip – prinsip pembagian kerja di antara para pegawai dalam suatu perusahaan.
Dengan pembagian kerja (suatu pekerjaan dapat dipecah – pecah menjadi bagian – bagian disiplin kerja yang terspesialisasi) selain akan mengkonsentrasikan tenaga kerja yang terspesialisasi itu sehingga waktu dan biaya pendidikan yang mahal dapat diminimalisir dan proses pengulangan kembali secara terus menerus akan dapat meningkatkan keterampilan kerja tenaga yang bersangkutan dan dapat menambah efisiensi kerjanya.

Dalam hal perbaikan kesejahteraan karyawan, antara lain diperhatikan pada metode pemikiran upah (gaji) pada karyawan. Metode apa yang digunakan dalam pemberian upah harus dikaitkan dengan produktivitas kerja. Pendekatan ini disebut sebagai metode pemberian insentif.



Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti beberapa teori ilmiah menurut perintis dan pencetusnya secara kronologis berikut :

a. Robert Owen (1771 – 1858)

Ia adalah seorang manajer beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark Scotlandia semenjak tahun 1800 – an. Dalam teorinya ia menekankan tentang peranan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan. Khususnya peranan jabatan dalam manajemen sumber daya manusia ini. Robert Owen merintis manajemen ilmiah, karena beliau digerakkan oleh kenyataan kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai; di saat itu sangat buruk. Memperkejakan anak – anak dibawah usia 5 tahun pada saat itu sudah umum berlaku. Standar waktu hari kerja sehari selama 13 jam sudah biasa terjadi. Oleh karena itu, perbaikan kondisi dan persyaratan kerja seperti pengurangan standar hari kerja menjadi 10,5 jam.

Pembatasan usia tenaga kerja yang dipekerjakan menolak pekerja yang usianya kurang dari 10 tahun dan mengadakan toko – toko perusahaan guna memberikan pelayanan kepada para karyawan akan kebutuhan manusia sehari – hari dengan memberikan harga yang lebih murah. Selain itu, ia menentukan prosedur – prosedur kerja yang dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan perbaikan – perbaikan kondisi kerja, pelayanan kesejahteraan bagi karyawannya, maupu prosedur kerja yang dibuat, ia berharap agar produktivitas tenaga kerja dapat lebih ditingkatkan lagi.

b. Charles Babbage (1792 – 1971)

Ia adalah seorang rofesor matematika yang telah banyak mencurahkan perhatiannya bagi cara – cara kerja di pabrik supaya lebih efisien. Ia percaya bahwa penerapan prinsip – prinsip ilmiah dalam proses kerja akan dapat menigkatkan produktivitas kerja da dapat menekan biaya – biaya. Babbage mengajurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan pembagian pekerjaan.

Setiap pekerjaan dalam pabrik dapat dibagi – bagi menjadi bermacam – macam keterampilan. Akibatnya setiap pekerja (karyawan) dapat dididik dalam suatu keterampilan khusus. Stiap pekerja hanya dituntuk tanggung jawab khusus ( sebagian atau tertentu) sesuai sdengan spesialisasinya dari semua bagian keseluruhan pabrik (perusahaan). Dengan demikian, waktu dan biaya yang mahal dalam pelatihan (pendidikan) dapat ditekan dan proses pengulangan pekerjaan secara terus menerus dapat mengakibatkan peningkatan keterampilan pekerja yang bersangkutan dan efisiensi dapat dicapai.

c. Frederick W. Taylor

Mula – mula yang menjadi titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah berasal dari hasil penelitian F.W Taylor tentang studi waktu kerja (time and motion studies) pada bagian produksi dimana dia bekerja, di perusahaan Midvales Stell. Dengan penelitian waktu sebagai dasarnya ia dapat memecahkan setiap pekerjaan ke dalam komponen – komponennya dan merancang cara pengerjaannya yang tercepat dan terbaik untuk setiap pekerjaan. Ini juga berarti bahwa ketentuannya adalah menentukan seberap pekerja dapat menyelesaikan dengan bahan dan peralatan yang tersedia di perusahaan.

Taylor menekankan bahwa antar waktu penyelesain pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterimakan; yaitu semakin cepat atau tinggi prestasi kerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, akan semakin tinggi upah yang diterimanya. Metode pendekatan ini disebut sebagai “sistem upah defferensial”(defferensial rate system), peningkatan produktivitas kualias, semangat kerja, dan upah yang diterimakan dapat dilakukan dengan melaksanakan pendidikan keterampilan, mengadakan “time and motion study”, mengutamakan tukar – menukar (transfer)antara pejabat/ karyawan tertentu dengan karyawan yang lain, memberikan waktu istirahat dalam bekerja, dan memberikan system pengupahan deferensial dan perbaikan – perbaikan lainnya.

Tabel 2.1 Empat Prinsip Manajemen Menurut Taylor

1. kembangkanlah sebuah ilmu bagi setiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode kaidah ibu jari yang lama.
2. secara ilmiah pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah atau kembangkanlah pekeja tersebut. (sebelumnya, para pekerja memilh sendiri ekerjaan mereka dan melatih diri mereka sendiri semampu mereka)
3. bekerjasamalah secara sungguh – sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip – prinsip ilmu yang dikembangkan tadi.
4. bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hamper merata antara pimpinan dengan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya ketimbang bagi para pekerja.


d. Henry L. Gantt (1861 – 1919)

Henry L. Gantt yang dalam pengalamannya pernah bekerja bersama – sama dengan Taylor mengemukakan teorinya, juga bertitik tolak pada usah meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas;. Kerja dengan rangsangan upah atau insentif. Gagasan Henry L. Gantt mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, antara lain :
a. kerja sama yang saling menguntungkan antar manajer dan karyawan
b. mengenai metaode seleksi yang ilmiah untuk menentukan tenaga kerja yang benar – benar tepat.
c. System bonus dan penggunaan instruksi dalam pengaturan kerja.

Tetapi dalam penentuan bonus tidak seperti yang dikemukakan oleh Taylor dengan system upah differensial. Henry L. Gantt justru menolak system upah differensial. Hal ini menurutnya justru akan berdampak terlamapu kecil motivasi kerja bagi tenaga kerja. Oleh kareana itu, dia mengemukakan gagasan bahwa bagi tiap – tiap pekerja yang dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya untuk suatu hari, maka ia berhak menerima bonus sebesar 50 sen dollar untuk hari itu.

Sistem bonus yang diterapkan Gantt ini juga berlaku bagi para mandor manakala yang menjadi tanggung jawabnya (anak buah) itu dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selai itu , Henry mengembangkan gagasan Owen dalam metode penilaian atas pekerjaan karyawan, yakni dengan mengadakan metode pencatatan atas hasil pekerjaan karyawan memenuhi standar, maka dia beri warna hitam, jika tidak memenuhi standar maka kode warna merah. Lebih lanjut dia mengemukakan gagasannya dalam membuat system baru tentang penggambaran jadwal produksi sebagai alat untuk instruksi dan pengawasan bagi manajer perusahaan.

e. Frank B (1868 – 1924) dan Lilian M. Gilbreth (1878 – 1972)

Kedua pelopor manajemen ilmiah ini mendasarkan gagasannya pada hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurut Frank B. Gilbreth, bahwa antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan, setiap gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Sementar itu menurut M. Gilbreth dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat mengurangi kelelahan, maka akan mempunyai pengaruh terhadap upaya untuk mengoptimalkan kemampuan pekerja sebagai manusia.

Jadi menurut kedua tokoh ini bahwa penelitian gerakan akan meningkatkan semangat kerja bagi pekerja; hal ini dikarenakan adanya keuntungan – keuntungan fisik terhadap pekerja itu sendiri yang harus dapat memanfaatkan kemampuan secara optimal. Gagasan program pengembangan karyawan lebih ditekankan pada karyawan itu sendiri untuk menerima jabatan yang lebih tinggi, penyelesaian pelatihan terhadap pengganti – penggantinya. Jadi setipa pekerja harus bias berfungsi sebagai pelaku, pelajar dan guru dan berharap akan kesempatan baru.

f. Herrington Emerson (1853 – 1931)

Herrington Emerson melihat bahwa penyakit yang mengganggu sistem manajemen di dalam industri ialah adanya masalah pemborosan dan in – efisiensi. Oleh karena itu dia mencetuskan ide – ide yang terformulasikan dalam 12 prinsip sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan dengan jelas
b. Kegiatan yang dilaksanakan masuk akal
c. Tersedianya staf yan cakap
d. Terciptanya disiplin kerja
e. Pemberian basa jasa yang adil
f. Laporan terpercaya, cepat, tepat, dan kontinyu
g. Pemberian instruksi – perencanaan dari urutan – urutan kerja
h. Adanya standar – standar dan skedul, metode dan waktu setiap kegiatan
i. Kondisi yang standar
j. Operasi yang standar
k. Instruksi – instruksi praktis tertulis standar
l. Balas jasa efisien – rencana insentif.


SUMBANGAN DAN KETERBATASAN MANAJEMEN ILMIAH
Sumbangan manajemen ilmiah telah di akui dan dapat memberikan kontribusi yang cukup baik bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja. Peningkatan produktivitas telah sangat didukung dengan sistem pembagian kerja sesuai bagian – bagian dari suatu proses pekerjaaan, adanya spesialisasi – spesialisasi tertentu. Sementara teknik – teknik efisiensi manajemen ilmiah seperti yang ditunjukan dalam studi gerak dan waktu telah membuktikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dapat lebih efisien.

Dengan demikan seleksi dan pengembangan ilmiah para pekerja justru menimbulkan kesadaran tentang pentingnya latihan – latihan untuk meningkatkan efektivitas serta efisiensi kerja. Sumbangan lain dari manajemen ilmiah ialah adanya desain kerja yang telah mendorong para manajer dapat menetapkan suatu cara terbaik dalam melaksakan suatu pekerjaan. Namun demikian, meski cukup besar sumbangan yang diberikan oleh manajemen ilmiah bagi kemajuan manajemen. Tapi pada umumnya manajemen ilmiah memiliki keterbatasan – keterbatasan, terutama dalam aplikasinya.

Ajaran manajemen ilmiah mengenai upaya peningkatan produktivitas justru dalam aplikasinya menimbulkan beberapa pengaruh yang tidak menguntungkan bagi kepentingan system manajemen itu sendiri. Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa konsep produktivitas dengan dukungan penerimaan teknologi justru bannyak mengurangkan (menciutkan) skala penggunaan tenaga kerja. Kelemahan lain adalah tenaga kerja sebagai salah satu factor produksi tidak atau kurang mendapatkan perhatian atas kebutuhan sosialnya, personalitinya, yang justru hal ini sangat dibutuhkan. Arti kepuasan tenaga kerja kurang diperhatikan secara utuh. Upah yang tinggi saja tanpa memperhatikan kondisi kerja yang cukup memuaskan dengan makin berjalannya wkatu, tujuan produktivitas dalam manajemen ilmiah tidaklah mendapatkan tempat sebagaimana mestinya.

C. Teori Manajemen Klasik

1. Henry Fayol ( 1841- 1925)

Henry Fayol adalah seorang industriawan Perancis yang kemudian terkenal sebagai bapak manajemen operasional mngembangkan manajemen sebagaimana yang diemukakannya dalam bukunya yang terkenal yang berjudul Administration Industrielle et generale : Fayol berpendapat bahwa dalam perusahaan industri kegiata – kegiatan yang dilaksanakan manajemen dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok tugas, yaitu :

- Technical. Merupakan kegiatan memproduksi dan membuat produk. Kegiatannya meliputi merencanakan dan mengorganisir produk.
- Commercial. Meliputi kegiatan membeli bahan – bahan yang dibutuhkan dan menjual barang (hasil produksi).
- Financial. Kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari modal da bagaimana menggunakan modal tersebut.
- Security. Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan (keselamatan kerja dan harata benda yang dimiliki perusahaan).
- Akuntansi. Meliputi kegiatan yang terdiri dari mencatrat, menghitung, mengkalkulasi biaya yang dilaksanakan, menghitung dan menentukan keuntungan yang diperoleh, mengetahui hutang – hutang yang menjadi kewajiban perusahaan menyajikan neraca, laporan rugi laba,dan mengumpulkan data – data dalam bentuk statistic.
- Tugas Manajerial. Melaksanakan fungsi – fungsi yang ada dalam manajemen.

2. James D. Mooney

Menurut James D. Mooney; kaidah – kaidah yang diperlukan untuk menetapkan orgainsasi manajemen adalah sebagai berikut:
- Koordinasi, merupakan kaidah yang menghendaki aadaynya wewenang, saling melayani, perumusan tujuan dan kedisiplinan yang tinggi.
- Prinsip skalar, yaitu suatu prinsip yang mendefinisikan tentang hubungan kepemimpinan, pendelegasian dan antar fungsi – fungsi tertentu yang dibutuhkan.
- Prinsip Fungsional, merupakan suatu prinsip yang mendefinisikan berbagai macam tugas yang harus diselesaikan serta dalam usaha mencapai tujuan bersama.
- Prinsip Staf, merupakan prinsip yang membedakannya sebagai manajer staf dan lini lainnya.

3. Mary Parker Follet (1868 – 1933)

Tokoh lain yang memberikan sumbangan terhadap pandangan prinsip – prinsip administrasi adalah Mary Parker Follet, yang pada saat kematiannya pada tahun 1933 dianggap sebagai salah satu dari wanita terpenting yang dihasilkan oleh Amerika Serikat di bidang sosiologi dan kewarganegaraan. Dalam tulisannya tentang perusahaan dan organisasi – organisasi yang lain, Follet mengulas pemahaman tentang kelompok dan tentang komitmen yang tinggi terhadap kerja sama antar manusia. Menurutnya, kelompok merupakan suatu mekanisme dimana individu yang beraneka ragam dapat menggabungkan bakat – bakat yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Organisasi dianggapnya sebagai sesuatu komuniytas tempat manajer dan karyawan bekerja secara harmonis, tanpa salah satu pihak menguasai pihak yang lain, serta mampu menyelesaikan segala perbedaan dan pertentangan yang ada melalui diskusi. Dia juga menganggap bahwa tugas manajer adalah membantu karyawan dalam organisasi untuk saling bekerja bersama mencapai kepentingan – kepentingan yang terintegrasi.

Arti penting yang lebih jauh dari pandangan Follet terlihat dalam Dynamic Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet. Follet berpendapat bahwa dengan membuat karyawan merasa memiliki perusahaan akan tercipta rasa tanggung jawab koliktif. Dewasa ini, kita memunculkan isu serupa dengan istilah employee ownership profit sharing, dan gain – sharing plans. Follet juga berpendapat bahwa permasalahan dalam bisnis melibatkan berbagai macam factor yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan hubungan antara masing – masing factor. Sekarang ini kita sering berbicara tentang system pada saat menggambarkan fenomena yang serupa. Follet yakin bhwa perusahaan seharusnya memberikan pelayan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan umum. Saat ini, kta sering membicarakan hal semacam itu dengan istilah etika manajerial dan tanggung jawab social perusahaan.



4. Chaster L. Barnard (1886 – 1961)

Chaster memandang organisasi sebagai suatu system kegiaatan yang diarahkan pada tujuan. Fungsi – fungsi utama manajemen, menurut pandanga Bernard adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Barnard menekankan pentingya peralatan komunikasi untuk pencapaian tujuan kelomok. Dia juga mengemukakan teori penerimaan pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk menuruti atasan. Barnard adalah seorang pelopor dalam penggungaan pendekatan system untuk pengelolaan organisasi.
D. Pendekatan Hubungan Manusiawi
Perkembangan berikutnya dalam manajemen dimulai sejak 1930 dan menjadi popular pada tahun 1950-an, aitu manajemen yang banyak memberikan perhatian terhadap hubungan kemanusiaan kepada para karyawan. Pandangan ini muncul sebagai akibata dari kelemahan – kelemahan pada manajemen yang berorientasi tugas (klasik) yang kemudian menimbulkan banyak kritik terhadapnya. Dengan gaya ortodoks dan otokratis itu, maka pekerjaan menjadi monoton dan membosankan sehingga menimbulkan stress serta produktivitas berhenti atau bahkan menurun.
Theori X dan Y
Souglas McGregor
Beberapa cabang utama dalam pendekatan hubungan manusia ini dapat dilihat dalam gambar 2.2. dalam cabang – cabang tersebut termasuk studi Hawthorne yang terkenal dan teori kebutuhan manusia dari Maslow, serta beberapa teori yang dibangun oleh Douglas McGregror, Chris Argyris, dan lainnya. Pendekatan sumber daya manusia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat sosial dan ingin mengaktualisasikan dirinya. Menurut pendekatan ini, di tempat kerja orang berusaha untuk memuaskan kebutuhan sosialnya, memberikan reaksi atas tekanan dari keompok serta berusaha memenuhi kebutuhan pribadi.
Hawthorne Studies
Elton Mayo
Human Resource Approuach

Asumsi manusia adalah mahkulk sosial dan mempunyai keinginan untuk aktualisasi






Teori Kebutuhan Manusia
Abraham Malow
Kepribadian dan Organisasi
Chris Argyris


Gambar 2.2 Pendekatan Hubungan Manusiawi

Studi Hawthorne
Salah satu hasil nyata dari penelitian ini adalah beralihnya perhatian manajer dan peneliti bidang manajemen dari hal – hal yang berkaitan dengan teknis dan structural seperti dalam pendekatan klasik menjadi lebih ke hal – hal yang berkaitan dengan sosial dan kemanusiaan sebagai kunci bagi produktivitas.


E. Pendekatan Manajemen Modern
Manajemen modern pada dasarnya dibangun atas dua konsep utama, yaitu Teori tentang perilaku organisasi (organizational behavior) dan Manajemen Kuantitatif (management science).
1. Teori Perilaku
Pandangan – pandangan umum dalam teori perilaku ini ditandai oleh tiga tingkatan kelompok perilaku, yaitu :
1) Perilaku individu per individu
2) Perilaku antar kelompok – kelompok sosial
3) Perilaku antar kelompok sosial
Beberapa nama yang menganut teori ini antara lain :
a. Douglas McGregor melalui teori X dan Y nya
b. Abraham Maslow yang mengembangkan adanya hierarki kebutuhan dalm penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.
c. Frederich Herzberg yang menguraikan teori motivasi hiegenis atau teori dua faktor.
d. Robert Blake dan Jane Mouton yangmenjelaskan lima gaya kepemimpinan dengan kondisi manajerial (managerial grid)
e. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.
f. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan sebagainya.
g. Rensis Likert yang telah mengidentifikasikan dan melakukan penelitiannya secara intensif mengenai empat sistem manajemen.
h. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
Adapun pokok - pokok pikiran yang dikemukakan oleh para penganut teori perilaku tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
(1) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
(2) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
(3) Manajemen harus sistematik,dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan secara hati – hati.
(4) Manajemen teknik dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat 9peranan prosedur dan prinsi).

2. Teori Kuantitatif (management science)
Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan manajemen didasarkan atas perhitungan – perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya. Dalam setiap pemecahan harus terlebih dahulu diketahui masalahnya dengan melakukan kegiatan – kegiatan riset ilmiah, riset operasional, teknik – teknik ilmiah seperti kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas, pengembangan strategi produk, perencanaan program, pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.
Pendekatan – pendekatan semacam ini dikenal sebagai pendekatan manajemen science atau ilmu manajemen yang biasanya dengan prosedur dan langkah – langkah sebagai berikut :
(1) Merumuskan masalah.
(2) Menyusun model matematik.
(3) Mendapatkan penyelesaian dari model.
(4) Menganalisi modeldan hasil yang diperoleh dari model.
(5) Menetapkan pengawasan atas hasil – hasil.
(6) Mengadakan implementasi kegiatan.
Pemecahan masalah manajemen dan pengambilan keputusan manajemen yang didasarkan atas pendekatan kuantitatif ini harus memberikan dasar kepada manajer menyangkut dasar – dasar pendekatan yang rasional.
F. Pendekatan Sistem Manajemen
Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari bagian – bagian yang saling berhubungan antar satu dengan yang lainnya yang secara bersama – sama mencapai tujuan tertentu. Sedangkan subsistem itu sendiri adalah bagian kecil dari suatu sistem yang lebih besar.
Manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang beriteraksi dengan lingkungannya dalam proses mengubah input atau masukan sumber daya menjadi outuput atau keluaran produk ( barang dan jasa).
G. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi berusaha untuk menyesuaikan antara tanggapan manajerial dengan peluang dan permasalahan yang ada dalam berbagai macam situasi. Dalam pendekatan ini yang dicari bukanlah cara – cara terbaik untuk mengatasi stuasi tersebtu melainkan berusaha membantu manajer untuk dapat memahami perbedaan – perbedaan situasional tersebut dan menanggapinya dengan cara - cara yang tepat.


Sumber :
Haris Budiyono, Amirullah; pengantar manajemen; graha ilmu; Jakarta, 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi
http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/sisteminformasimanajemen/bab2_teori_manajemen_dan_organisasi.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri
http://www.pdamkotamalang.co.id/index.php/profil-manajer
https://apus2scott.wikispaces.com/Character+Sketches,+Age+of+Jackson+and+Reform
http://www.onlinemathtutor.org/help/mathematicians/charles-babbage-famous-mathematicians-2/
http://totalqualitymanagement.wordpress.com/2009/08/25/a-brief-history-of-qualtiy-control/
http://www.brighthub.com/engineering/mechanical/articles/36393.aspx
http://www.ed4web.collegeem.qc.ca/prof/asaumier/auteurs/fayol.html

Kehidupan Pinggir Kali

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada sebagian Negara berkembang, urbanisasi menjadi salah satu tantangan dalam masalah sosial, ekonomi, dan politik. Masalah pemukiman telah disadari sejak lama, tetapi beberapa Negara berkembang dalam pemecahan masalah ini masih jauh dari memuaskan. Hal ini terlihat dari peningkatan angka presentasi pertumbuhan kota dan pemukiman kumuh yang tidak terkontrol.
Masalah ini dipandang sebagai salah satu masalah yang paling mendesak. Hal ini dikarenakan oleh dampak yang ditimbulkan dari permasalahan awal pemukiman, seperti tuna wisma, kemiskinan, kriminalisme, kurangnya pendidikan dan kesehatan.
Di Jakarta, masalah penukiman seperti ini banyak terjadi. Pertumbuhan kota yang menuju arah horizontal, ini mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan yang terkikis oleh pembangunan sarana transportasi sehingga menimbulkan ruang-ruang kota yang tidak manusiawi. Salah satu contoh: Pembangunan yang pesat di pusat kota Jakarta telah mengakibatkan terjadinya perumahan dan pemukiman di daerah stren kali. Padahal untuk kasus ini secara terang-terangan telah melanggar peraturan pemerintah daerah mengenai penggunaan daerah stren kali yaitu SK Gub no. 134/1997 pasal 3.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Untuk dapat mengatasi masalah di atas mengenai kebutuhan perumahan dan pemukiman, kita harus lebih dulu mengetahui tantangan dan hambatan yang ada kemudiam pencarian solusinya dalam jangka waktu pendek maupun panjang.


C. PEMBATASAN MASALAH
Adapun beberapa hal yang menjadi permasalahan adalah:
• Kependudukan
Masalah dinamika kependudukan seperti pertumbuhan dan penyebaran penduduk mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebutuhan perumahan dan pemukiman baik di dessa maupun di kota besar, termasuk Jakarta.
Akhir-akhir ini pembangunan perumahan da pemukiman di kota besar belum dapat mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat. Bahkan terdapat kecenderungan pembangunan tersebut tertinggal dengan laju pertumbuhan penduduk.
• Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah
Jakarta sebagai suatu wilayah kota, dalam menetapkan lokasi dan perencanaan lingkunagan perumahan dan pemukiman haruslah mengikuti peraturan Rencana Tata Ruang Kota agar pembangunan tersebut dapat berjalan secara efektif mendukung fungsi yang dibebankan kepada Jakarta sebagai sebuah kota.


D. RUMUSAN MASALAH
Menurut Abraham Maslow, manusia merupakan makhluk pada tingkat tertinggi dari rantai evolusi dan dengan adanya kemampuan belajar untuk keperibadiannya maka manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan dasar yang akan selalu diusahakan oleh manusia agar dapat terpenuhi dengan baik. Kebutuhan-kebutuhan ini dapat dikelompokan dalam tingkatan hirarki.



Tingkatan hirarki ini tersusun dari yang terendah sampai ketaraf tertinggi sebagai berikut:
• Physiological needs
• Safety-security
• Love and belonging
• Esteem
• Selfactualizing
Kebutuhan fisik seperti kebutuhan akan makan, tempat tinggal, dan pakaian dianggap merupakan kebutuhan yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh manusia. Kemudian setelah itu adalah kebutuhan rasa aman, rasa bangga, rasa ingin diperhatikan oleh orang lain, dan terakhir adalah rasa untuk menampilkan diri dan apa yang telah kita miliki dihadapan orang lain.
Dari uraian di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa rumah adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar dari kehidupan manusia yang lainnya baik jasmani seperti tidur, makan, istirahat maupun rohani untuk ekspresi emosi penghuninya. Lingkungan perumahan akan berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan penghuninya baik secara fisik, mental, maupun sosial.

BAB 2|ISI

Mungkin bagi sebagian orang melihat kali Ciliwung di Jakartra, pikirannya langsung menerawang kemana-mana. Bahkan tidak jarang membuat perut. Sebaliknya bagi warga yang tinggal di sepanjang bantaran Kali Ciliung, air kali itu menjadi sumber kehidupan mereka.
Tidak bisa dipungkiri, Kali Ciliwung bagi mereka merupakan segalanya. Air kali itu menjadi sumber kehidupan dan kalinya jadi tempat pembuangan baik sampah mau pun sisa-sisa lainnya. Sudah menjadi pamandangan menarik, setiap hari sepanjang Kali Ciliwung warga di sana sibuk dengan berbagai aktifitas. Sebagian ibu rumahtangga terlihat sibuk mencuci pakaian, piring, bahkan beras untuk dimasak juga dicuci dengan air itu. Sebaliknya, saat bersamaan juga terlihat beberapa orang sedang membuang hajat dan sampah.
Ada juga orang yang sedang mandi dan anak-anak berenang. Tidak ada kata jijik bagi penghuni sepanjang kali itu. Mereka sudah terbiasa dengan kehidupan yang sebagaian orang menganggap tidak wajar, tidak sehat.
Bahkan warga penghuni bantaran Kali Ciliwung sangat resah jika musim kemarau. Air di kali kering sehingga mereka harus merogoh kantong lebih dalam untuk membeli air guna memenuhi kebutuhan hari-hari. Biasanya jika air di kali sedang penuh, mereka hanya membeli air untuk memasak dan untuk minum. Sedang kebutuhan lainnya sudah terpenuhi dengan air kali.
Masalah banjir sudah menjadi pemandangan rutin setiap tahunnya bagi para penghuni bantaran Kali Ciliwung. Mereka sudah menyiapkan diri menghadapi banjir. Rumah kayu yang ditempati bersama istri dan tiga anaknya sengaja dibangun bertingkat tiga. Rumah tingkat itu dikenal dengan sebutan rumah burung yang dikhususkan oleh pemiliknya untuk menghadapi banjir. Dalam kondisi normal bagian tingkat atas jarang digunakan. Sebaliknya menjelang datang banjir seluruh barang berharga langsung diselamatkan ke lantai atas. Tujuannya jika datang banjir barang-barang berharga sudah diselamatkan lebih dulu. Sedang anggota keluarga jika banjirnya tidak parah, tidak ikut naik ke lantai atas rumah burung. Sebaliknya, jika banjir besar mereka memilih mengungsi ke tempat yang disediakan pemerintah. Ditanya kenapa tidak pindah dari pinggir kali lalu mencari tempat tinggal yang lebih layak dan aman dari bencana alam seperti banjir. Jawabannya sangat logis, keinginan memang ada, tapi tidak punya biaya. Kalau pun mereka pindah ke rumah susun seperti yang diprogramkan pemerintah beberapa waktu lalu, tetap saja terbentur biaya. Alasannya mereka yang tinggal di sana rata-rata berpenghasilan rendah. Mereka juga umumnya pendatang dari luar Jakarta yang sudah menetap di Ibukota.

BAB 3|PRO & KONTRA
A. PRO
Berkaitannya Dengan Lingkungan
Di bawah Jembatan Sardjito, air Kali Code yang kecoklatan mengalir lancar membelah pemukiman padat Terban, Gondokusuman, Yogyakarta. Riuh suara kerja bakti sekitar 40 warga seolah hendak bersaing dengan gemricik air.Warga RW 4 Gondokusuman tengah kerja bakti membangun balai serbaguna. Dibangun tepat di pinggir kali, bangunan berbentuk rumah panggung setinggi 70 meter itu dimaksudkan untuk mendukung kegiatan pariwisata jalan-jalan sepanjang Kali Code atau "Code River Walk".Tak hanya warga asli, pendatang pun turut serta.Balai serbaguna yang ditargetkan selesai pada 2011 dimaksudkan untuk menikmati Kali Code dari ketinggian. Lokasinya sekitar dua rumah dari tempat tinggal budayawan Mangunwijaya. Dari ketinggian 70 meter, Kali Code terlihat cantik.Di kejauhan, jembatan merah "Persahabatan" dan Jembatan Sardjito yang dicat kuning menyuguhkan pemandangan lalu lalang para pelintas.Balai serbaguna itu dibangun atas dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) sebesar Rp 17 juta. Tambahan dana sebesar Rp 6 juta ditambahkan dari swadana warga. Warga turut kerja bakti saat pekerjaan berat, seperti mengedak atap.Karena belum punya bangunan yang memadai, wisatawan yang datang diampirkan ke Balai RW yang berjarak sekitar 100 meter dari pinggir kali. Pemandangan sungai tak bisa dinikmati karena terhalang pemukiman.Program Code River Walk dimulai 2007. Tahun 2008, pesertanya mencapai lebih dari 10 rombongan, mulai mahasiswa Australia, ,hingga pemerintah sejumlah daerah di Indonesia. Dengan adanya balai serbaguna, para pelancong diharap dapat berhenti lebih lama di kampung tersebut sehingga menambah pemasukan warga sekitar. Bisa kami arahkan dengan suguhan makanan atau cindera mata.Menyusuri kampung pinggir kali Terban, tak terbayang tempat itu berdiri di atas gunungan sampah yang ditimbun tanah. Pemukiman padat itu cukup bersih dan tertata. Menggantikan gunungan sampah itu, saat ini terlihat kampung yang bersih. Sepanjang jalan di pinggir kali, tanaman markisa muda mulai merambati atap pergola yang baru setengah jadi.Saat tanaman itu dewasa, bisa dibayangkan lorong-lorong yang teduh dan asri. Selama beberapa tahun terakhir, warga pinggir kali bekerja keras melawan sampah.
Kebiasaan warga membuang sampah pun telah dikurangi. Secara rutin, kerja bakti bersih-bersih kali diselenggarakan.Namun, masalah sampah jauh dari selesai. Di tengah upaya warga pinggir Code melawannya, masyarakat umum banyak yang menganggap Kali Code sebagai tempat sampah raksasa.Sampah-sampah terbungkus kantong plastik masih kerap ditemukan tersangkut di Jembatan Sardjito. Mereka biasanya membuang sampah dari atas jembatan di malam hari. Mungkin mereka harus lebih dulu tinggal di pinggir Kali Code.

Berkaitan Dengan Pemerintahan
JAKARTA Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera), Suharso Monoarfa, berjanji akan memindahkan 70-an ribu KK warga (bantaran kali dan sekitar lintasan rel kereta api (KA). Mereka akan di tempatkan di rusunawa yang akan dibangun pemerintah. Sejumlah lokasi seperti bantaran Kali Ciliwung dan lintasan kereta api dari Senen ke Kota di Jakarta sangat kumuh dan padat. Untuk mengatasinya para penghuni kawasan tersebut harus dipindah. Untuk menyelesaikan masalah kumuh Ini tentu tidak bisa dilakukan satu departemen atau kementerian saja, bahkan juga Pemda semua itu memerlukan koordinasi semua pihak.Sebagai langkah awal akan dikaji relokasi warga tersebut. Ada dua faktor yang harus diperhatikan. Soal lokasi dan daya beli masyarakat. Soal lokasi pemerintah daerah harus mau menyiapkan. Sedangkan soal daya beli pemerintah akan mengidentifikasi dahulu.

Hubungan Dengan Masyarakat
Bagi warga yang tinggal di sepanjang bantaran Kali Ciliwung, air kali itu menjadi sumber kehidupan mereka. Apalagi bagi anak kecil, mereka tidak perlu pergi ke kolam renang dengan biaya tinggi seperti anak-anak lain untuk merenang. Mereka sangat bahagia dan kegirangan dengan berenang di kali tersebut.
Tidak bisa dipungkiri, Kali Ciliung bagi mereka merupakan segalanya. Air kali itu jagi sumber kehidupan dan kalinya jadi tempat pembuangan baik sampah mau pun sisa-sisa lainnya.

Sudah menjadi pamandangan menarik, setiap hari sepanjang Kali Ciliung warga di sana sibuk dengan berbagai aktifitas. Sebagian ibu rumahtangga terlihat sibuk mencuci pakaian, piring, bahkan beras untuk dimasak juga dicuci dengan air itu. Sebaliknya, saat bersamaan juga terlihat beberapa orang sedang membuang hajat dan sampah. Ada juga orang yang sedang mandi dan anak-anak berenang.

Tidak ada kata jijik bagi penghuni sepanjang kali itu. Mereka sudah terbiasa dengan kehidupan yang sebagaian orang menganggap tidak wajar, tidak sehat. Memang sudah begini adanya dari dulu. Air Kali Ciliwung segalanya bagi kami, kata Soleh yang mengaku sudah 15 tahun tingal di pinggir Kali Ciliwung di kawasan Bukit Duri, Jakarta.
Dalam keseharian ayah tiga anak itu mengaku sudah terbiasa dengan kondisi itu. Katanya seseorang sedang mandi, sedang lainnya membuang hajat merupakan hal biasa. Sudah sama-sama mengertilah. Kondisinya memang seperti ini.

Malah warga penghuni bantaran Kali Ciliwung sangat resah jika musim kemarau. Air di kali kering sehingga mereka harus merogoh kantong lebih dalam untuk membeli air guna memenuhi kebutuhan hari-hari. Biasanya jika air di kali sedang penuh, mereka hanya membeli air untuk memasak dan buat minum. Sedang kebutuhan lainnya sudah terpenuhi dengan air kali.

Menyinggung masalah banjir, kata Soleh bukan hal yang aneh. Sudah menjadi pemandangan rutin setiap tahunnya bagi para penghuni bantaran Kali Ciliwung. Mereka sudah menyiapkan diri menghadapi banjir. Seperti Soleh, rumah kayu yang ditempati bersama istri dan tiga anaknya sengaja dibangun bertingkat tiga.
Rumah tingkat itu dikenal dengan sebutan rumah burung yang dikhususkan oleh pemiliknya untuk menghadapi banjir. Dalam kondisi normal bagian tingkat atas jarang digunakan. Sebaliknya menjelang datang banjir seluruh barang berharga langsung diselamatkan ke lantai atas.

Tujuannya jika datang banjir barang-barang berharga sudah diselamatkan lebih dulu. Sedang anggota keluarga jika banjirnya tidak parah, tidak ikut naik ke lantai atas rumah burung. Sebaliknya, jika banjir besar mereka memilih mengungsi ke tempat yang disediakan pemerintah.

Ditanya kenapa tidak pindah dari pinggir kali lalu mencari tempat tinggal yang lebih layak dan aman dari bencana alam seperti banjir. Jawabannya sangat logis, keinginan memang ada, tapi tidak punya biaya.
Kalau pun mereka pindah ke rumah susun seperti yang diprogramkan pemerintah beberapa waktu lalu, tetap saja terbentur biaya. Alasannya mereka yang tinggal di sana rata-rata berpenghasilan rendah.

Mereka juga umumnya pendatang dari luar Jakarta yang sudah menetap di Ibukota. Bagi mereka tinggal di bantaran kali itu sangat menyenangkan dan menyedihkan.Diturap cegah erosi tanahUNTUK mencegah erosi, tanah di sekitar daerah aliran sungai terutama di bantaran Kali Ciliwung kini dilakukan program penurapan di sisi Banjir Kanal Barat (BKB), sehingga penurapan tidak hanya di BKB saja, tapi dilanjutkan ke arah bantaran Kali Ciliwung.

Penurapan bukan hanya di BKB, tetapi ke depan juga akan dilakukan di sepanjang bantaran Kali Ciliwung, kata Penjaga Pintu Air Manggarai, Dian Nur Cahyono.
Menurut Dian, penurapan penting dilakukan agar tidak terjadi lagi erosi tanah atau pelebaran sungai. Selain itu penurapan yang dilakukan dengan membentengi aliran sungai juga bermanfaat agar mencegah warga masyarakat untuk membuang sampah sembarangan ke kali.

Rencana penurapan hingga ke daerah bantaran kali juga dilakukan berdasarkan penelitian dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KLH) yang mencemaskan polusi yang terjadi di Teluk Jakarta juga disebabkan sampah yang mengalir dari daerah aliran sungai.
Penurapan juga merupakan bagian dari program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mewujudkan terciptanya kali bersih di wilayah Ibukota. Namun, rencana penurapan hingga ke bantaran Ciliwung masih belum bisa ditentukan waktunya. Ini akan dikonsultasikan dan disosialisasikan ke berbagai pihak termasuk penduduk yang tinggal di bantaran kali. Banyak warga yang telah tinggal di bantaran kali selama bertahun-tahun, katanya.Penduduk di bantaran kali kerap menolak direlokasi.
Selain sudah terbiasa, mereka tidak ingin dipindahkan ke daerah yang letaknya jauh dari tempat mereka mencari nafkah. Selain itu ada warga merupakan salah satu dari ratusan tunawisma yang sudah bertahun-tahun menghuni gubuk-gubuk liar di Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Ia mengaku berasal dari Sumatera Utara dan sudah sekitar sepuluh tahun tinggal di sisi rel KA. Ratusan para tunawisma lainnya, bertahun-tahun bertempat tinggal di kawasan itu pula. Kawan-kawan Ismail yang juga menghuni sisi rel KA itu diantaranya, Siti Aisyah dan Satiah—asal Lumajang, Jawa Timur sempat menuangkan unek-unek mereka kepada masyarakat sekitar nya.

B. KONTRA
Bantaran Kali secara langsung maupun tidak langsung adalah bagian yang tak terpisahkan dari ekosistem badan air Kali, sehingga kerusakan/gangguan yang disebabkan oleh aktifitas manusia akan berdampak pada keseimbangan ekosistem Kali .
Lebih lanjut Daru Setyo Rini Ssi (Staff Peneliti Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah) menjelaskan 4 fungsi penting bantaran Kali :

1 Memberi Naungan dan Keteduhan Di Sekitar Sungai
Suhu yang tinggi akan meningkatkan aktivitas metabolisme dan meningkatkan kebutuhan oksigen, sedangkan oksigen yang tersedia sangat terbatas. Akibat yang timbul adalah satwa dapat mengalami kematian karena kekurangan Oksigen. Dampak negative lain dari peningkatan suhu air adalah timbulnya bau dan pesatnya pertumbuhan mikroba pathogen dan bakteri. Sedikit peningkatan suhu air akan menyebabkan nutrient yang berikatan dengan sediment didasar perairan menjadi terurai sehingga meningkatkan jumlah nutrient yang alrut dalam air dan berakibat pada pertumbuhan yang pesat dari tumbuhan air dibantu oleh sinar matahari yang terik karena tidak adanya naungan pohon.
Semakin lebar bantaran sungai yang bervegetasi, semakin efektif fungsinya dalam melindungi sungai. Penelitian menunjukkan bahwa bantaran yang bervegetasi sedikitnya harus memiliki lebar 33,3 meter untuk menghasilkan pengurangan yang berarti dari kandungan zat pencemar ke sungai. Sedangkan untuk mencapai naungan sungai yang maksimal dibutuhkan lebar bantaran 26,6 meter dikedua sisi tepian sungai. Mendirikan bangunan diatas tanah bantaran akan meningkatkan suhu badan air sungai. Suhu air yang tinggi akan meningkatkan aktivitas metabolisme dan meningkatkan kebutuhan oksigen, sedangkan oksigen yang tersedia sangat terbatas. Akibat yang timbul adalah satwa dapat mengalami kematian karena kekurangan oksigen.
Penghilangan naungan vegetasi akan berdampak pada :
a. Peningkatan suhu air
b. Peningkatan penetrasi matahari
c. Meningkatkan pertumbuhan alga
d. Membentuk lingkungan yang disukai pathogen
e. Menimbulkan baud an bersifat korosif
2 Menjaga Kesinambungan Siklus Air dan Jumlah Air Tanah Serta Air Permukaan
Memelihara dan memperbaiki vegetasi bantaran sungai akan meningkatkan kemampuaan tanah dalam mengikat air sehingga membantu mengisi patokan air tanah.
a. Vegetasi bantaran sungai akan memperlambat aliran air dan meningkatkan luas penyebaran air genangan,sehinggga memberikan waktu yang lebih panjang untuk penyerapan air kedalam tanah dan mengisi lapisan air tanah.
b. Penyaring limbah agar tidak mengkontaminasi air tanah dan air sungai
c. Tanah dan vegetasi bantaran sungai juga membantu membersihkan air karena berperan sebagai penyaring air sebelum masuk ke aquifer. Setelah ke aquifer, air tanah dapat kembali dan merembes menjadi air permukaan pada saat musim kering dan membantu mengurangi frekuensi dan durasi penurunan permukaan air dan kenaikan suhu air, kenaikan konsentrasi zat pencemardan kondisi buruk lainnya pada ekosistem sungai akibat menurunnya permukaan air pada musim kering.
3 Habitat Satwa Daerah di bawah permukaan tanah bantaran sungai yang membatasi badan air di kedua tepinya merupakan tempat permukaan air dari daratan dengan badan air sungai dan sebaliknya. Daerah ini merupakan daerah yang penting bagi perlindungan organisme sungai terutama hewan invertebrate pada saat adanya gangguan pada ekosistem sungai (banjir, kekeringan dan sebagainya)
Vegetasi alami sepanjang sungai menyediakan makanan bagi berbagai jenis biota, berupa biji-bijian, daun, buah, naungan, detritus dan potongan kayu kecil sangat penting bagi kehidupan ikan. Pengalihan bantaran bervegetasi menjadi kawasan terbangun menghilangkan habitat satwa sehingga menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas kehidupan satwa didaerah tersebut. Satwa inimerupakan keanekaragaman hayati yang masing-masing memiliki peranan penting dalam ekosistem sungai antara lain dalam meningkatkan kesuburan tanah dan menjaga keseimbangan populasi serangga hama.
2 Membantu Infiltrasi dan mencegah banjir
Daerah yang ditumbuhi tanaman dibantaran sungai akan menghambat jalannya arus aliran air hujan dan tanahnya kana menyerap sebagaian air, sehingga mengurangi volume air yang mengalir kesungai. Sistem perakarannya akan memelihara pori-pori tanah sehingga dapat menyerap air lebih banyak 2-3 kali dibandingkan tanah yang dialihfungsikan menjadi tanah lapang atau perumahan.
Mengganti fungsi penghijauan dibantaran menjadi pemukiman mengakibatkan :
a. menghilangkan kemampuannya dalam mengendalikan banjir, kecepatan aliran air dihalangi oleh tegakan pohon-pohon tepi sungai sehingga tidak langsung memenuhi dan meluberkan sungai
b. meningkatnya kepadatan tanah dan berkurangnya porositas tanah yang menurunkan penyerapan air kedalam tanah sehingga meningkatkan aliran dan volume air permukaan.
c. Penutupan permukaan tanah untuk bangunan menghilangkan fungsi penyerapan air hujan oleh tanah sehingga meningkatkan volume dan kecepatan aliran air permukaan dan mengakibatkan terjadinya banjir.
d. Hilangnya vegetasi bantaran juga akan meningkatkan laju sedimentasi sungai. Sedimen berlebihan yang terbawa arus air mengganggu persediaan air karena menrusak pompa pengolahan air, meningkatkan biiiiaya pengolahan untuk menghilangkan sediment dan menurunkan kapasitas penampungan bendungan.
Terganggunya fungsi sungai, salah satunya adalah karena penggunaan Daerah manfaat Sungai yang tidak sesuai dengan fakta dan realitasnya disepanjang sungai
Karenanya ada dua hal penting yang perlu dilakukan:

BAB 4|SOLUSI

Ada beberapa alternatif pemecahan masalah kehidupan di pinggir kali ini. Yaitu Sebagai Berikut :
1. RUSUNAMI
Dengan harga rusunami yang mencapai Rp 140 juta/ unit, sebenarnya para warga yang tinggal di pinggir kali bisa pindah ke rusun. Dengan catatan perjanjian pembayaran kredit memiliki jangka waktu yang cukup lama. Antara 10 – 20 tahun. Dengan kisaran harga per bulan antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000. Asumsi ini didasarkan pada tingkat pendapatan terendah di Indonesia yaitu sekitar Rp 30.000/ hari.
2. PENGELOLAAN TRANSMIGRASI
Pemerintah secara tegas, mengontrol semua orang yang masuk atau keluar provinsi. Semua orang yang tidak memiliki pekerjaan ataupun tempat tinggal tetap dilarang untuk masuk wilayah tersebut. Semua orang yang masuk kesuatu wilayah lewat stasiun, terminal, dan bandara harus memiliki surat keterangan bekerja, bertempat tinggal, atau berkunjung.
Setiap orang berhak untuk bertransmigrasi ke daerah yang memiliki populasi penduduk yang kecil.
3. PENGKHUSUSAN DAERAH PEMBANGUNAN
Dana subsidi yang dianggarkan pemerintah lebih baik jika difokuskan pada satu daerah dahulu. Sebagai contoh ibukota Jakarta. Berhubung Jakarta adalah ibukota Negara dan merupakan cerminan dari Indonesia. Alangkah baiknya hal itu dimulai dari Jakarta. Setelah kondisi sudah bisa ditangani, barulah fokus bisa dialihkan ke wilayah lain.
Namun yang perlu digaris bawahi adalah. Program ini harus terus berlanjut siapapun pemimpinnya. Penghentian program ini akan mengakibatkan usaha berulang yang sia – sia. Kesejahteraan dan kemandirian pun tak akan bisa tercapai sampai kapanpun.

BAB 5|PENUTUP

A. KESIMPULAN

Meningkatnya perpindahan penduduk dari desa ke kota atau biasa yang disebut dengan urbanisasi, seperti yang terjadi di kota jakarta mengakibatkan kepadatan penduduk hingga muncul masalah pemukiman dan tempat tinggal tetap. Dengan berbagai alasan yang sebenarnya tidak logis mereka harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan menjalankan kehidupan sehari-hari. Kehidupan di pinggir kali salah satuny sudah banyak terjadi di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia. Hal ini merupakan suatu permasalahan yang sangat sulit di tangani oleh pemerintah. Permasalahan inis secara tak langsung juga mengganggu kesejahteraan kehidupan suatu negara atau pun kota. Tapi dengan adanya pemikiran logis dan perhitungan yang manusiawi semua masalah dapat terpecahkan. Hal yang berhubungan dengan pemukiman di bantaran kali ini pun ada solusinya dan bisa diterapkan. Namun yang menjadi masalah siapa yang berani dan mampu untuk merubahnya menjadi lebih baik.











DAFTAR PUSTAKA

http://de-kill.blogspot.com/2008/01/cara-membuat-makalah.html
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.averroes.or.id/wp-content/uploads/2009/09/mudik-lebaran-pulang-kampung.jpg&imgrefurl=http://www.averroes.or.id/breaking-news/spiritualitas-pulang.html&usg=__EH7WsYbsywsZsRHKk7z7tHA7kKk=&h=396&w=600&sz=51&hl=en&start=6&itbs=1&tbnid=eph_63r3JMNaRM:&tbnh=89&tbnw=135&prev=/images%3Fq%3Dpulang%2Bkampung%26hl%3Den%26sa%3DG%26gbv%3D2%26tbs%3Disch:1
http://www.google.co.id/images?hl=en&q=gunadarma&um=1&ie=UTF-8&source=og&sa=N&tab=wi
http://tv.inilah.com/rubrik/24/regional/72
http://www.terranet.or.id/tulisandetil.php?id=1294
http://www.jakartabutuhrevolusibudaya.com/2008/04/14/kemiskinan-dan-permukiman-kumuh-di-perkotaan/